Riwayat menstruasi

Riwayat menstruasi

Namun pertama-tama, bagaimana pembalut sekali pakai bisa mendominasi pasar India?

Pembalut dan tampon sekali pakai mungkin tampak sangat diperlukan saat ini, namun alat tersebut sudah ada kurang dari 100 tahun. Hingga pergantian abad ke-20, perempuan hanya mengeluarkan darah dari pakaian mereka atau, jika mereka mampu, membentuk potongan kain atau bahan penyerap lainnya seperti kulit kayu atau jerami menjadi pembalut atau benda seperti tampon.

Pembalut komersial sekali pakai pertama kali muncul pada tahun 1921, ketika Kotex menemukan selucotton, bahan penyerap super yang digunakan sebagai pembalut medis selama perang dunia pertama. Perawat mulai menggunakannya sebagai pembalut wanita, sementara beberapa atlet wanita tertarik pada ide untuk menggunakannya sebagai tampon. Ide-ide ini melekat dan era produk menstruasi sekali pakai pun dimulai. Dengan semakin banyaknya perempuan yang memasuki dunia kerja, permintaan akan barang-barang sekali pakai mulai meningkat di AS dan Inggris, dan pada akhir perang dunia kedua, perubahan kebiasaan ini mulai terjadi.

Kampanye pemasaran membantu memenuhi permintaan ini dengan bersandar pada gagasan bahwa penggunaan barang sekali pakai akan membebaskan perempuan dari “cara lama yang menindas”, menjadikan mereka “modern dan efisien”. Tentu saja, insentif keuntungannya cukup besar. Barang sekali pakai mengunci perempuan dalam siklus pembelian bulanan yang akan berlangsung selama beberapa dekade.

Kemajuan teknologi dalam plastik fleksibel pada tahun 1960an dan 70an segera menjadikan pembalut dan tampon sekali pakai menjadi lebih anti bocor dan ramah pengguna karena lembaran belakang plastik dan aplikator plastik diperkenalkan ke dalam desain mereka. Ketika produk-produk ini menjadi lebih efisien dalam “menyembunyikan” darah menstruasi dan “rasa malu” wanita, daya tarik dan keberadaan produk-produk tersebut meningkat.

Sebagian besar pasar awal untuk barang sekali pakai terbatas di wilayah barat. Namun pada tahun 1980an, beberapa perusahaan besar, menyadari potensi pasar yang sangat besar, mulai menjual produk sekali pakai kepada perempuan di negara-negara berkembang. Hal ini mendapat dorongan yang besar ketika pada awal hingga pertengahan tahun 2000an kekhawatiran seputar kesehatan menstruasi anak perempuan dan perempuan di negara-negara tersebut menyebabkan adanya dorongan kebijakan publik yang cepat untuk penggunaan pembalut. Inisiatif kesehatan masyarakat di banyak negara mulai mendistribusikan pembalut sekali pakai yang disubsidi atau gratis. Pembalut lebih disukai daripada tampon karena tabu patriarki terhadap pemasangan vagina yang berlaku di banyak budaya.

 


Waktu posting: 12 Januari 2022